Tokoh Nasional Hadiri Wisuda ke-8 STIM Surakarta: Kampus dengan Komitmen Akademik dan Internasionalisasi Lulusan
- 30 August 2025
- Posted by: Admin IT
- Category: WISUDA
Surakarta, 30 Agustus 2025 – Sekolah Tinggi Islam Al-Mukmin (STIM) Surakarta kembali mencetak sejarah dengan menggelar Wisuda ke-8 pada Sabtu (30/8) di Surakarta. Acara yang berlangsung khidmat sejak pukul 08.00 hingga 11.00 WIB ini meluluskan 110 mahasiswa, terdiri atas 21 wisudawan dan 89 wisudawati. Dari jumlah tersebut, 27 lulusan meraih predikat cum laude sekaligus hafidz Al-Qur’an 30 juz, sebuah capaian membanggakan yang menegaskan keunggulan akademik STIM.



Wisuda ini dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional dan daerah. Hadir Direktur PTKI Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Phil. H. Sahiron, M.A., Sekretaris Kopertais Wilayah X Jawa Tengah, Prof. Dr. H. Rokhmadi, M.Ag., serta jajaran TNI, di antaranya Kolonel Inf. Muhammad Arry Yudistira (Danrem 074/Warastratama) dan Letkol Inf. Supri Siswanto (Dandim 0726/Sukoharjo). Turut hadir pula Kepala Kemenag Sukoharjo, Drs. Muh. Mu’alim, M.Pd.I., Kepala Desa Cemani, Mardiyanto, serta tokoh Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki, yakni pendiri pondok Ust. KH. Abu Bakar Ba’asyir, Ketua Yayasan Ust. Drs. KH. Farid Makruf, Ns., Pembina Yayasan Ust. Drs. KH. Taufiq Usman, M.Si., dan Mudir Pondok Ust. KH. Yahya Abdurrohman.

Dalam sambutannya, KH. Farid Makruf menegaskan harapan agar STIM terus berkembang dan melahirkan generasi unggul. Ia berpesan kepada para lulusan untuk tidak berhenti menuntut ilmu, melainkan melanjutkan perjalanan intelektual ke jenjang yang lebih tinggi.




Ketua STIM Surakarta, Dr. Zahrodin Fanani, M.P.I., dalam laporannya memaparkan arah pengembangan kampus. Berdiri sejak 2012 dengan Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA), STIM kini memiliki 925 mahasiswa aktif, 35 dosen, dan telah meluluskan delapan angkatan. Target ke depan adalah meraih akreditasi “Baik Sekali” pada 2025 sekaligus menyiapkan pembukaan program studi baru.


Dr. Zahrodin juga menekankan program unggulan kampus, seperti sanadisasi keilmuan, penguatan bahasa Arab, dan internasionalisasi lulusan. Para alumni diarahkan melanjutkan studi S2 melalui beasiswa, baik di dalam negeri (UIN Walisongo, UIN Malang, UIN Sunan Kalijaga) maupun luar negeri (Universitas Al-Ahqaf Yaman, IIUM Malaysia, Universiti Brunei Darussalam, hingga University of Jordan).


Pada periode 2024–2028, STIM menargetkan transformasi menuju Institut Islam melalui peningkatan mutu dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan. “Daya dukung utama kami adalah sinergi dengan Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki serta pesantren yang didirikan para alumni Al-Mukmin Ngruki di berbagai daerah di Indonesia. Dengan sinergi ini, STIM siap menjadi mercusuar ilmu yang berperadaban sekaligus menumbuhkan cinta tanah air,” tegas Dr. Zahrodin.


Sementara itu, Prof. Rokhmadi, M.Ag., dalam sambutannya mendorong STIM untuk mempercepat pembukaan program studi baru dan memperkuat kolaborasi dengan pemerintah serta masyarakat. Ia menegaskan bahwa hadirnya program studi baru akan semakin memperluas daya jangkau STIM dalam mencetak lulusan berkualitas, sekaligus menjawab kebutuhan zaman dan tantangan global. Ia juga mengingatkan pentingnya sinergi antara kampus, pesantren, dan masyarakat sebagai fondasi pengembangan pendidikan tinggi Islam yang berkarakter sekaligus berdaya saing. Selain itu, ia menekankan agar para dosen STIM segera mengejar kenaikan jabatan fungsional, sehingga mutu akademik dan kapasitas kelembagaan dapat meningkat lebih cepat.


Puncak acara ditandai dengan orasi ilmiah oleh Prof. Dr. Phil. H. Sahiron, M.A. Ia menekankan bahwa kurikulum pendidikan seharusnya berbasis pada cinta (mahabbah) kepada Allah dan seluruh ciptaan-Nya. Menurutnya, semakin tinggi ilmu seseorang, semakin kuat pula rasa cintanya kepada Allah sekaligus kepada sesama makhluk. Oleh karena itu, seorang hamba tidak mungkin benar-benar mencintai Allah apabila tidak memiliki cinta kepada ciptaan-Nya.
Prof. Sahiron juga menegaskan pentingnya mengawal proses pengajuan program studi baru di STIM Surakarta sebagai bagian dari penguatan kelembagaan. Ia menyampaikan salam dari Kementerian Agama kepada Ust. Abu Bakar Ba’asyir, civitas akademika STIM, dan Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki. Orasinya ditutup dengan pesan agar STIM terus maju bersama negara dan agama, membangun tradisi keilmuan, serta berkontribusi bagi peradaban umat.


Acara ditutup dengan doa bersama dan sesi foto antara tamu kehormatan, pimpinan kampus, dan para wisudawan. Suasana haru dan bangga menyelimuti seluruh rangkaian kegiatan, menandai langkah baru lulusan STIM Surakarta dalam menapaki jalan keilmuan dan pengabdian. (Zahfan)