Have a question?
Message sent Close

Surakarta, 4 November 2025 — Dua tim jurnal dari STIM Surakarta, yakni Jurnal Sanaamul Qur’an: Jurnal Wawasan Keislaman dan Jurnal Thulabuna: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, turut ambil bagian dalam Workshop Akreditasi Jurnal yang diselenggarakan oleh UIN Raden Mas Said (RMS) Surakarta. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Syariah Solo, mulai pukul 09.00 hingga 15.00 WIB, dan dihadiri oleh perwakilan tim jurnal se-Soloraya.

Acara ini menjadi momentum penting bagi pengelola jurnal ilmiah untuk memperkuat kualitas tata kelola, manajemen penyuntingan, serta pemahaman mendalam terhadap proses akreditasi melalui sistem ARJUNA (Akreditasi Jurnal Nasional). Dalam kegiatan ini, para narasumber berpengalaman memberikan pembekalan seputar DOAJ, borang akreditasi, statistik jurnal, hingga strategi menemukan novelty dalam penyuntingan artikel ilmiah.

🔹 Peserta dari STIM Surakarta

Tim jurnal dari STIM Surakarta yang hadir dalam kegiatan ini adalah:

  1. Ust. Dr. Warsito, M.P.I.
  2. Usth. Lady Eka Rahmawati, Lc., M.Th.I.
  3. Usth. Mutia Fiddien, M.Pd.
  4. Ust. Azmi Yudianto

Kehadiran tim jurnal ini menunjukkan komitmen STIM Surakarta untuk terus meningkatkan mutu publikasi ilmiah, baik dari sisi substansi artikel maupun tata kelola penerbitan. Dengan mengikuti workshop ini, diharapkan kedua jurnal di bawah naungan STIM Surakarta dapat segera menuju proses akreditasi SINTA, bahkan meraih peluang untuk terindeks internasional seperti DOAJ dan Scopus.

📘 Materi Workshop: Dari DOAJ hingga Novelty Artikel Ilmiah

Workshop ini menghadirkan empat narasumber utama dengan topik yang saling berkaitan dalam rangka memperkuat kapasitas tim jurnal menuju akreditasi nasional dan internasional.

🟩 1. Dr. Muthoifin, M.Ag — Pemahaman DOAJ dan Strategi Internasionalisasi Jurnal

Dr. Muthoifin membuka sesi pertama dengan pembahasan seputar Directory of Open Access Journals (DOAJ), yaitu salah satu basis data internasional yang menjadi tolok ukur keterbukaan akses dan kredibilitas jurnal ilmiah.
Beliau menjelaskan bahwa agar jurnal dapat terindeks DOAJ, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan:

Konsistensi penerbitan setiap edisi;

  1. Etika publikasi ilmiah yang harus dijaga dengan ketat;
  2. Transparansi editorial, mulai dari identitas editor, reviewer, hingga kontak redaksi
  3. Keterbukaan akses penuh (open access) tanpa paywall
  4. Penulisan artikel dalam bahasa internasional agar menjangkau pembaca global.

Menurut Dr. Muthoifin, indeksasi DOAJ bukan hanya sekadar prestasi, tetapi juga langkah strategis untuk memperluas jangkauan ilmiah.

“Ketika jurnal kita terbuka dan transparan, maka dunia akademik internasional akan lebih mudah menemukan karya-karya ilmiah kita. DOAJ bukan sekadar daftar, tetapi simbol keterbukaan ilmu pengetahuan,” tegasnya.

🟨 2. Dr. Zidny Nafi’ Hasbi, M.E — Rahasia Sukses Akreditasi Jurnal di ARJUNA

Sesi kedua dibawakan oleh Dr. Zidny Nafi’ Hasbi, M.E, yang merupakan Founder Atha Publishing Globalindo serta pakar dalam pengelolaan jurnal menuju akreditasi.
Beliau menyoroti pentingnya pemahaman mendalam terhadap borang akreditasi ARJUNA, yang terdiri atas delapan unsur utama penilaian:

  1. Penamaan Terbitan Berkala Ilmiah
  2. Kelembagaan Penerbit
  3. Penyuntingan dan Manajemen Pengelolaan
  4. Substansi Artikel
  5. Gaya Penulisan
  6. Penampilan Jurnal
  7. Keberkalaan
  8. Penyebarluasan (Dissemination)

Masing-masing unsur tersebut memiliki bobot nilai yang berbeda, dengan total 100 poin. Untuk mencapai SINTA 2, jurnal harus memperoleh nilai minimal 70 poin, dengan nilai substansi minimal 26.

Dr. Zidny juga menjelaskan perbedaan antara akreditasi S1–S2 dan S3–S6, di mana untuk jenjang lebih tinggi, jurnal dapat di-upgrade kapan saja sesuai hasil evaluasi diri.
Selain itu, beliau menegaskan pentingnya mitra bestari (reviewer), etika publikasi, DOI, dan Google Scholar sebagai indikator profesionalitas jurnal.

“Salah satu kesalahan umum pengelola jurnal adalah kurang memperhatikan kelengkapan metadata dan dokumentasi proses review. Padahal, hal-hal kecil seperti ini sangat berpengaruh dalam penilaian akreditasi,” jelasnya.

Paparan Dr. Zidny diperkuat dengan data dari SINTA, DOAJ, Scopus, dan ESCI, yang menunjukkan betapa pentingnya tata kelola dan substansi artikel dalam menentukan peringkat akreditasi.

🟦 3. Nasrul Fahmi Zaki Fuadi, M.Si — Optimalisasi Statistik dan Widget Jurnal

Narasumber ketiga, Nasrul Fahmi Zaki Fuadi, M.Si, memaparkan materi teknis mengenai pemanfaatan berbagai widget statistik yang membantu meningkatkan visibilitas jurnal.
Beberapa alat penting yang dibahas antara lain:

  1. Stat Counter – untuk melacak jumlah kunjungan dan interaksi pengguna;
  2. Google Scholar Widget – menampilkan sitasi dan indeks penulis secara otomatis;
  3. Widget Statistik Jurnal – memperlihatkan data artikel populer, pengunjung terbanyak, dan distribusi negara;
  4. Widget SINTA dan OpenAlex – membantu menautkan data sitasi secara nasional dan internasional;
  5. Widget Scopus – untuk jurnal yang sudah terindeks secara global.

Menurut Nasrul, penggunaan widget bukan sekadar tampilan visual, melainkan juga bagian dari strategi SEO jurnal ilmiah. Dengan menampilkan data statistik yang transparan, jurnal dapat meningkatkan kepercayaan pembaca dan memperkuat posisi dalam mesin pencari.

🟥 4. Dr. Azhar Alam, M.SEI — Novelty dalam Penyuntingan Artikel Ilmiah

Sesi penutup disampaikan oleh Dr. Azhar Alam, M.SEI, dengan tema yang sangat inspiratif: “Sharing Novelty pada Penyuntingan Artikel”.
Beliau menekankan bahwa setiap artikel ilmiah yang baik harus memiliki novelty (kebaruan) dan kompleksitas ilmiah, dua aspek penting yang menentukan level publikasi, dari nasional hingga internasional (Q1–Q4).

Dari materi yang dibawakan (berdasarkan presentasi Original Content of Novelty), dijelaskan bahwa:

  1. Novelty & Complexity tinggi berpotensi masuk kategori Q1–Q2;
  2. Novelty rendah namun kompleksitas tinggi masih tergolong nasional;
  3. Tanpa novelty dan kompleksitas hanya menjadi artikel umum yang tidak memberi kontribusi signifikan.

Beliau mengingatkan kesalahan umum penulis dalam menentukan judul penelitian, seperti hanya meniru penelitian terdahulu dengan sedikit variasi.
Contohnya:

“Implementasi akad murabahah di BMT A” kemudian diganti menjadi “Implementasi akad murabahah di BMT B.”
Itu bukan novelty, hanya variasi objek.

Untuk menemukan novelty sejati, literature review harus diperkuat dengan bacaan jurnal terkini dan analisis terhadap keterbatasan penelitian sebelumnya.
Selain itu, beliau menambahkan bahwa penyunting jurnal (editor) memiliki tanggung jawab besar dalam mendeteksi dan menilai tingkat kebaruan artikel yang masuk.

Sebagai penutup, Dr. Azhar memberi motivasi kuat kepada peserta:

“Try again. Fail again. Fail better.”

Tidak ada jalan pintas menuju Scopus. Semua butuh kerja keras, membaca, dan terus memperbaiki kualitas tulisan.”

🌍 Pentingnya Workshop Akreditasi bagi Tim Jurnal di Soloraya

Workshop ini diikuti oleh berbagai pengelola jurnal dari perguruan tinggi di wilayah Soloraya, termasuk universitas, sekolah tinggi, dan lembaga riset keislaman.
Tujuan utamanya adalah membangun ekosistem jurnal yang profesional, transparan, dan berstandar internasional.

Kegiatan seperti ini memberikan manfaat nyata bagi para peserta, di antaranya:

  1. Memperkuat jejaring antar pengelola jurnal se-Soloraya;
  2. Mendapatkan bimbingan langsung dari pakar akreditasi dan indexing internasional;
  3. Mengetahui strategi terbaru agar jurnal dapat terindeks SINTA, DOAJ, hingga Scopus;
  4. Meningkatkan kompetensi tim editor dan reviewer dalam menilai novelty dan kualitas artikel.

✍️ Komitmen STIM Surakarta: Membangun Reputasi Jurnal yang Unggul

Kehadiran tim jurnal STIM Surakarta dalam workshop ini menunjukkan keseriusan lembaga dalam meningkatkan kualitas publikasi ilmiah.
Melalui Jurnal Sanaamul Qur’an dan Jurnal Thulabuna, STIM Surakarta berkomitmen untuk menghadirkan artikel ilmiah yang:

  1. Relevan dengan perkembangan studi keislaman dan pendidikan bahasa Arab;
  2. Mengedepankan orisinilitas dan kebaruan riset;
  3. Terbit secara berkala dan konsisten;
  4. Dikelola dengan standar etik publikasi internasional.

Selain itu, STIM Surakarta juga mulai menyiapkan langkah-langkah menuju indeksasi DOAJ dan SINTA 2, dengan perbaikan menyeluruh pada sistem manajemen OJS, metadata artikel, serta peningkatan kompetensi reviewer.

“Kami ingin menjadikan jurnal di STIM Surakarta tidak hanya sebagai wadah publikasi ilmiah, tetapi juga sebagai sarana dakwah intelektual yang membawa nilai Islam dalam bingkai keilmuan modern,” ujar salah satu anggota tim jurnal.

📈 Kesimpulan

Workshop Akreditasi Jurnal yang digelar oleh UIN RMS Surakarta di Hotel Syariah Solo ini menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kualitas dan profesionalisme pengelolaan jurnal ilmiah di Indonesia, khususnya di wilayah Soloraya.

Melalui bimbingan empat narasumber ahli — Dr. Muthoifin, Dr. Zidny Nafi’ Hasbi, Nasrul Fahmi Zaki Fuadi, dan Dr. Azhar Alam — para peserta memperoleh bekal komprehensif tentang:

  1. DOAJ dan sistem open access,
  2. Borang akreditasi ARJUNA dan unsur penilaian,
  3. Optimalisasi widget statistik dan SEO jurnal,
  4. Konsep novelty dalam penyuntingan artikel.

STIM Surakarta, melalui kedua tim jurnalnya, kini semakin siap untuk berkompetisi di tingkat nasional dan internasional, mengusung semangat “Dari Soloraya untuk Dunia Ilmiah Global” sejalan dengan motto STIM Surakarta sebagai Mercusuar Ilmu yang Berperadaban, yang terus menyalakan cahaya keilmuan dan nilai-nilai Islam di kancah internasional. (azmiyudianto)