Sinergi Pemuda dalam Talkshow SINWAR: Menapaktilasi Jejak Pemuda Pembebas Baitul Maqdis bersama Ustadz Edgar Hamas
- 14 December 2024
- Posted by: admin
- Category: SEMINAR

Pada tanggal 14 Desember 2024, bertempat di PPTQ Qoryatul Qur’an Komplek 06 Asemlegi Gabeng, Ngreco, Kec. Weru, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, berlangsung acara Talkshow SINWAR yang menghadirkan Ustadz Edgar Hamas sebagai pembicara utama. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Qoryatul Qur’an Islamic Festival (QIF) yang dihadiri oleh berbagai lembaga pendidikan, pesantren, dan organisasi pemuda di wilayah Solo Raya, termasuk STIM Surakarta yang diwakilkan oleh BEM STIM Surakarta sebagai peserta. Tema yang diangkat dalam talkshow kali ini adalah “Menapaktilasi Jejak Pemuda Pembebas Baitul Maqdis”, yang mengajak generasi muda untuk menggali lebih dalam tentang sejarah kejayaan peradaban Islam serta peran besar pemuda dalam pembebasan Baitul Maqdis, khususnya Masjid Al-Aqsha.
Pendahuluan: Menyatukan Pemuda Solo Raya
Kegiatan Talkshow SINWAR ini tidak hanya bertujuan untuk menyampaikan materi yang bermanfaat, namun juga sebagai sarana untuk mempererat hubungan antar pemuda di wilayah Solo Raya. Berbagai lembaga pendidikan, pesantren, dan organisasi pemuda turut serta dalam acara ini. Tak hanya sebagai ajang untuk berbagi pengetahuan, acara ini juga menjadi momentum penting dalam memperkuat tali silaturahmi dan membangun semangat kebersamaan antar generasi muda yang memiliki semangat perjuangan yang sama.
Talkshow ini dilaksanakan dalam rangka Qoryatul Qur’an Islamic Festival (QIF) dan mengundang berbagai lembaga dari dunia pendidikan, seperti perguruan tinggi, pesantren, dan SMA/SMK di Solo Raya. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat tumbuh kesadaran di kalangan pemuda untuk lebih mengenal sejarah kejayaan peradaban Islam dan pentingnya peran mereka dalam menjaga serta membangun masa depan yang lebih baik.
Rincian Kegiatan: Menyambut Pagi yang Penuh Semangat
Kegiatan dimulai pada pukul 06.30 dengan keberangkatan rombongan dari Solo menuju lokasi acara. Setelah menempuh perjalanan sekitar satu setengah jam, peserta tiba di lokasi kegiatan pada pukul 08.15 dan segera melaksanakan registrasi kehadiran. Para peserta disambut hangat oleh panitia dan diarahkan ke tempat duduk yang telah disiapkan.
Acara dibuka pada pukul 09.35 dengan sambutan dari MC yang berasal dari Mahasantri Ma’had Aly Qoryatul Qur’an. Pembukaan ini kemudian dilanjutkan dengan lantunan Tilawatil Qur’an yang dibacakan oleh Ibnu Shohib, seorang Mahasantri dari Qoryatul Qur’an. Pembacaan ayat-ayat suci tersebut memberikan suasana yang khusyuk dan menambah semangat para peserta untuk mengikuti seluruh rangkaian acara.
Setelah itu, sambutan pertama disampaikan oleh Ketua Panitia Qoryatul Qur’an Islamic Festival sekaligus Mudir Ma’had Aly Qoryatul Qur’an, Ustadz Luthfi Zubaidi, Lc., M.H.I. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan harapan besar bahwa acara ini dapat mempererat ukhuwah Islamiyah antar pemuda di wilayah Solo Raya, serta mengajak mereka untuk kembali menelaah sejarah Islam yang penuh dengan kejayaan dan perjuangan.

Inti Acara: Menapaktilasi Jejak Sejarah Islam
Pada pukul 09.51, acara memasuki sesi inti yang sangat dinantikan, yakni Talkshow bersama Ustadz Edgar Hamas. Tema yang diangkat dalam sesi ini adalah “Menapaktilasi Jejak Pemuda Pembebas Baitul Maqdis”. Ustadz Edgar mengawali ceramahnya dengan menjelaskan pentingnya mengetahui sejarah Islam dan bagaimana sejarah tersebut menjadi dasar perjuangan umat Islam di masa kini.
Beliau mengajak para pemuda untuk merenung dan melihat kembali kejayaan Islam di masa lalu, khususnya di Andalusia. Andalusia, yang kini dikenal sebagai wilayah Spanyol dan Portugal, pernah menjadi pusat peradaban Islam yang sangat maju, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan teknologi. Ustadz Edgar menceritakan bagaimana kota Madrid, ibu kota Spanyol, pada awalnya merupakan sebuah kota yang dibangun oleh umat Islam dengan nama “Mayrit” atau “Magerit,” yang berasal dari bahasa Arab “Al-Majrit,” yang berarti tempat sumber air atau saluran air.
Sejarah Andalusia adalah salah satu contoh peradaban Islam yang berjaya di masa lalu. Ustadz Edgar mengajak para pemuda untuk tidak hanya memandang sejarah ini sebagai cerita masa lalu, namun sebagai sumber inspirasi dan pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan masa kini. Menurut beliau, kita sebagai umat Islam harus bangga dengan warisan sejarah ini dan berusaha untuk terus mempelajarinya agar bisa menghidupkan kembali kejayaan Islam di masa depan.
RECALL GOLDEN AGES: Membangkitkan Semangat Pemuda
Salah satu pesan utama yang disampaikan oleh Ustadz Edgar dalam acara ini adalah pentingnya untuk RECALL GOLDEN AGES atau kembali mengenang kejayaan masa lalu. Beliau mengingatkan bahwa banyak pemuda masa kini yang kurang mengenal sejarah agamanya, bahkan tidak merasa bangga dengan warisan Islam. Padahal, sejarah adalah kunci untuk memahami arah pergerakan umat Islam di masa depan.
Ustadz Edgar juga menyampaikan bahwa hanya Generasi Al-Qur’an yang bisa membebaskan Masjid Al-Aqsha dan mengembalikan kejayaan Islam. Beliau menyebutkan bahwa generasi yang mempelajari dan menghidupkan Al-Qur’an adalah generasi yang mampu menghadapi tantangan zaman dan melanjutkan perjuangan untuk kebebasan Baitul Maqdis.
Sesi Tanya Jawab: Diskusi Interaktif dengan Ustadz Edgar
Setelah ceramah selesai, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab pada pukul 11.00 hingga 11.37. Para peserta sangat antusias mengajukan berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan tema yang diangkat. Beberapa peserta menanyakan tentang langkah konkret yang bisa dilakukan oleh pemuda dalam membebaskan Al-Aqsha dan bagaimana cara agar generasi muda lebih peduli terhadap sejarah Islam.
Ustadz Edgar menjelaskan bahwa pembebasan Al-Aqsha bukan hanya sebuah perjuangan fisik, tetapi juga perjuangan ideologi dan spiritual. Generasi muda harus mempersiapkan diri dengan ilmu yang bermanfaat, termasuk pengetahuan tentang sejarah dan strategi perjuangan.
Penutupan dan Penyerahan Kenang-Kenangan
Pada pukul 11.38, acara Talkshow SINWAR resmi ditutup. Sebagai tanda terima kasih, panitia memberikan kenang-kenangan kepada Ustadz Edgar Hamas yang telah memberikan wawasan yang sangat berharga kepada para peserta. Penyerahan kenang-kenangan ini menjadi simbol apresiasi atas kontribusi beliau dalam menginspirasi para pemuda untuk lebih mencintai sejarah Islam dan berperan aktif dalam masa depan umat.

Lembaga yang Hadir dalam Kegiatan Ini
Kegiatan Talkshow SINWAR ini dihadiri oleh berbagai lembaga dan pesantren ternama di Solo Raya. Beberapa di antaranya adalah:
- Akademi Al-Qur’an (Aaq) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Al-Quran
- Darul Arqam
- Darurrohmah wal hikmah
- Ma’had Abu Bakar Klaten
- Ma’had Aly al-Mukmin
- Ma’had Aly Ar-Rasyid
- Ma’had Aly Baitul Qur’an Wonogiri
- Ma’had Aly Hidayaturohman
- MAN Sukoharjo
- Ponpes Ahlakul Muslim
- Ponpes Fursan al birru
- Ponpes Insan Tauhid
- Ponpes Tarbiyatul Ummah
- Pontren imam syuhodo
- PPTQ al Fath Solo Baru
- PPTQ al firdausi Wangen
- PPTQ Darul Fath
- PTQ Abu muslim
- SMA 01 Tawangsari
- SMA Veteran
- SMK Muhammadiyah Cawas
- SMKN 01 Sukoharjo
- SMKN 02 Sukoharjo
- STIM Surakarta
- STIQ Isykarima
- Universias Muhammadiyah Surakarta
Partisipasi lembaga-lembaga ini menunjukkan betapa besar antusiasme para pemuda untuk belajar lebih dalam tentang sejarah Islam dan mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih cerah.

Sejarah Kejayaan Peradaban Islam: Menelusuri Jejak Andalusia dan Masjid Al-Aqsha
Sejarah peradaban Islam di Andalusia (Spanyol dan Portugal saat ini) adalah salah satu periode paling gemilang dalam sejarah umat manusia. Peradaban Islam yang berkembang di wilayah ini selama lebih dari 700 tahun, dari abad ke-8 hingga ke-15 M, menunjukkan betapa besar kontribusi umat Islam dalam bidang ilmu pengetahuan, kebudayaan, arsitektur, dan pemerintahan. Dalam talkshow SINWAR yang diadakan pada 14 Desember 2024, Ustadz Edgar Hamas mengajak para pemuda untuk memahami kembali kejayaan tersebut dan bagaimana hal ini bisa menjadi inspirasi dalam perjuangan masa depan, khususnya dalam pembebasan Baitul Maqdis (Masjid Al-Aqsha).
Kejayaan Andalusia dapat dilihat dari banyak aspek, salah satunya adalah ilmu pengetahuan. Di bawah kekuasaan Muslim, wilayah ini menjadi pusat intelektual dunia. Di kota-kota seperti Cordoba, Seville, dan Granada, terdapat perpustakaan-perpustakaan besar, universitas, dan lembaga ilmiah yang mengumpulkan karya-karya terbaik dari berbagai penjuru dunia. Para ilmuwan Muslim di Andalusia mengembangkan berbagai disiplin ilmu seperti astronomi, matematika, kedokteran, dan filosofi. Salah satu contoh terkenal adalah Al-Zahrawi, seorang dokter Muslim yang dikenal sebagai “bapak bedah modern” karena penemuannya dalam bidang bedah dan medis.
Selain itu, Andalusia juga dikenal dengan kebudayaan dan seni yang luar biasa. Arsitektur Islam yang khas, seperti Masjid Cordoba yang megah dan Alhambra di Granada, menggambarkan kecanggihan teknik dan keindahan estetika yang berkembang pada masa itu. Keindahan taman, air mancur, dan desain geometris yang terinspirasi oleh prinsip-prinsip Islam menciptakan sebuah peradaban yang sangat maju dan penuh dengan kedamaian. Keberhasilan ini tidak hanya menunjukkan kekuatan material dan teknologis, tetapi juga spirit spiritual dan keagamaan yang menjadi landasan dari kemajuan tersebut.
Namun, di balik kejayaan ini, Andalusia juga merupakan simbol dari perjuangan panjang yang menghadapi tantangan dari luar dan dalam. Kejatuhan Andalusia pada tahun 1492, dengan jatuhnya Granada ke tangan Kristen, menunjukkan betapa peran pemuda pada masa itu sangat menentukan dalam mempertahankan dan mengembangkan peradaban. Kejatuhan tersebut menandai berakhirnya era Islam di Spanyol, namun warisan peradaban ini tetap hidup dan memberi dampak besar terhadap dunia Barat, termasuk dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang terjadi setelahnya.
Kaitan dengan pembebasan Masjid Al-Aqsha sangat relevan dengan sejarah Andalusia, karena perjuangan untuk mempertahankan Baitul Maqdis adalah bagian dari jejak panjang perjuangan umat Islam dalam membangun dan mempertahankan peradaban mereka. Dalam konteks ini, generasi muda diharapkan untuk memahami bahwa mereka adalah penerus peradaban yang harus melanjutkan perjuangan untuk membebaskan Masjid Al-Aqsha. Ustadz Edgar Hamas menegaskan bahwa generasi yang memahami dan menghidupkan Al-Qur’an adalah generasi yang akan mampu menghadapi tantangan zaman dan mewujudkan perubahan besar bagi umat Islam di masa depan.
Refleksi dan Harapan untuk Masa Depan: Menjadi Generasi Pembebas Al-Aqsha
Talkshow SINWAR yang diselenggarakan pada 14 Desember 2024 memberikan banyak pelajaran berharga bagi para peserta, terutama mengenai pentingnya peran pemuda dalam menjaga dan menghidupkan warisan sejarah Islam. (bemstimsurakarta, editor: azmi yudianto)