YAS’ALUNAKA: Muwalah dalam Membaca Surat Al Fatihah ketika Shalat
- 27 August 2024
- Posted by: ADMIN IT
- Category: Fiqih Ibadah
Pertanyaan
Mohon ijin tanya ustadz, berkaitan dengan kapan hilang muwalah dalam bacaan al fatihah saat sholat dan kadar tuma’ninah saat sholat?
Jawaban
Bismillahirrahmanirrahim,
Membaca Surat Al-Fatihah merupakan rukun salat yang dibaca di setiap rakaat, baik salat fardu maupun sunah, bagi imam, makmum dan munfarid (orang yang salat sendirian).
Dalam membaca surat Al-Fatihah, ada syarat-syarat yang mesti dipenuhi, di antaranya: tertib (runut membaca dari ayat ke-1 sampai ke-7/ tidak boleh acak), muwalah (bersambung), benar dalam pelafalan huruf dan tasydid yang ada dalam surat Al-Fatihah, dll.
Adapun yang dimaksud dengan muwalah dalam membaca Surat Al-Fatihah ialah tidak boleh terjeda lama antara membaca satu ayat dengan ayat setelahnya.
Syaikh Hasan bin Ahmad bin Muhammad al-Kaff dalam kitabnya at-Taqrirat as-Sadidah, 1/215, beliau menjelaskan,
الموالاة : فيضر إذا فصل بين آياتها زيادة على سكتة التنفس
“muwalah maksudnya: bacaan Al-Fatihah seseorang itu rusak apabila terdapat jeda yang relatif lama yakni melebihi jeda mengambil nafas.”
Ketika membaca surat Al-Fatihah di dalam salat, seseorang boleh berhenti sesaat di antara ayat-ayatnya. Yakni jeda untuk sekadar mengambil nafas untuk persiapan membaca ayat berikutnya. Jika jeda antar ayat ini relatif lama, tanpa ada uzur seperti batuk, bersin atau hal-hal lain yang bisa ditolerir, maka bacaan Al-Fatihahnya tidak saha karena kehilangan syarat muwalah. Sehingga ia harus mengulangi bacaannya dari permulaan lagi (ayat pertama).
Adapun tuma’ninah yang juga merupakan rukun salat, maka kadar minimalnya telah dijelaskan oleh para fuqaha, di antaranya Syaikh Taqiyuddin al-Hisni dalam Kifayatul Akhyar fi Halli Ghayah al-Ikhtishar, hal 107, beliau menerangkan,
ثم أقل الطمأنينة أن يصبر حتى تستقر أعضاؤه في هيئة الركوع.
“Batas minimal tuma’ninah (dalam ruku’) adalah seseorang bersabar sebentar sampai tulang dan persendian tubuhnya benar-benar sempurna dalam posisi ruku”.
Sementara itu, Syaikh Hasan bin Ahmad bin Muhammad al-Kaff dalam kitabnya at-Taqrirat as-Sadidah, 1/219 lebih gamblang menjelaskan,
والطمأنينة هي سكون الأعضاء في محلها بقدر (سبحان الله)
“tuma’ninah adalah tenangnya tulang dan persendian di posisinya, minimal selama membaca dzikir Subhanallah”.
Wallahu a’lam.
[Yas’alunaka-STIM Surakarta]
Bagi Anda yang ingin join grub belajar: FIQIH IBADAH, FIQIH MUNAKAHAH, dan FIQIH WARIS & MUAMALAH MALIYAH, silakan join grub wa YAS’ALUNAKA berikut ini https://chat.whatsapp.com/J69ZAbbqGz81NEsBB9xrdl
Bagikan link belajar FIQIH ini, kepada keluarga, saudara dan teman Anda. Semoga keridhoan Anda membagikan informasi ini, ada catatan amal kebaikan Anda untuk umat muslim.
Dibimbing oleh Ustadz Wildan Jauhari, Lc., M.H.