Workshop Audio UKM Multimedia: Mengoptimalkan Proses Recording Suara dengan Penggunaan Mixer
- 27 April 2024
- Posted by: ADMIN IT
- Category: UKM
Mengoptimalkan Proses Recording Suara dengan Penggunaan Mixer
Pada tanggal 27 April 2024, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Multimedia menggelar sesi pembelajaran yang sangat berguna bagi para mahasiswa yang tertarik dalam dunia audio-visual. Dalam sesi ini, mereka dipandu oleh Ustadz Azmi Yudianto, seorang yang ahli dalam bidangnya, untuk mempelajari cara menggunakan mixer dalam proses recording suara. Bertempat di ruang pertemuan STIM Surakarta, acara ini berlangsung mulai dari jam 13.00 hingga jam 15.00.
Gambar Apa Ini?
Salah satu fokus utama dari sesi ini adalah memahami peran penting dari mixer dalam menciptakan rekaman suara berkualitas tinggi. Ustadz Azmi Yudianto memberikan pengantar tentang berbagai aspek teknis yang terlibat dalam proses ini. Salah satu konsep yang diperkenalkan adalah penggunaan Clapper Board. Alat ini bukan hanya sekadar aksesori di dunia film, tetapi memiliki peran krusial dalam penyelarasan audio dan visual. Dengan bunyi “cetek” yang khas, Clapper Board membantu editor untuk menyinkronkan klip video dengan suara, menghasilkan hasil akhir yang lebih profesional.
Clapper Board adalah alat yang sering digunakan dalam produksi film dan video. Biasanya berbentuk papan persegi atau persegi panjang dengan sisi yang dapat dilipat, dilengkapi dengan dua bagian yang dapat dipukul bersama-sama untuk membuat suara tepukan yang jelas. Ini digunakan untuk sinkronisasi audio dan video selama proses pengambilan gambar dengan mencatat informasi penting seperti nomor adegan, nama adegan, nama film, dan lainnya. Clapper Board juga membantu penyunting dalam proses post-produksi dengan menyediakan referensi audio dan visual yang sinkron.
Sebelum memasuki inti pembelajaran tentang penggunaan mixer, para mahasiswa diajak untuk mengenal jenis-jenis kabel yang umum digunakan dalam industri audio. Mulai dari kabel jack 3.5mm hingga kabel XLR, pengetahuan tentang kabel-kabel ini menjadi dasar yang penting untuk memahami konektivitas antar perangkat audio. Selain itu, mereka juga diperkenalkan pada berbagai jenis mikrofon, termasuk mic condenser dan mic dynamic, serta fungsinya masing-masing dalam proses rekaman.
JENIS-JENIS KABEL BERKAITAN DENGAN MIXER
Kabel Jack 3.5MM
–
Kabel jack 3.5mm adalah jenis kabel audio yang umum digunakan untuk menghubungkan perangkat audio ke perangkat lainnya. Biasanya, kabel ini memiliki konektor jack stereo 3.5mm pada kedua ujungnya. Konektor ini sering ditemukan pada headphone, earphone, speaker portabel, perangkat audio seperti smartphone, laptop, tablet, dan perangkat lainnya.
Kabel jack 3.5mm dapat digunakan untuk mentransfer sinyal audio stereo dari satu perangkat ke perangkat lainnya. Mereka sering digunakan dalam berbagai situasi, seperti menghubungkan headphone ke smartphone untuk mendengarkan musik, menghubungkan speaker ke laptop untuk mendengarkan suara, atau menghubungkan perangkat audio lainnya ke sistem audio di rumah.
Kabel ini sering dianggap sebagai standar untuk konektivitas audio yang sederhana dan serbaguna karena ukurannya yang kecil dan kemampuannya untuk menyediakan kualitas suara yang baik.
Kabel Jack 6.5MM
–
Kabel jack 6.35mm adalah jenis kabel audio yang sering digunakan untuk menghubungkan perangkat audio profesional, seperti keyboard elektronik, gitar, atau perangkat audio lainnya ke perangkat penerima atau penguat suara. Konektor jack 6.35mm juga dikenal sebagai konektor jack 1/4 inci.
Kabel ini memiliki konektor jack stereo atau mono 6.35mm pada satu ujungnya dan biasanya konektor yang sesuai dengan perangkat audio yang akan dihubungkan pada ujung yang lain. Mereka umumnya lebih besar dari kabel jack 3.5mm dan sering digunakan dalam konteks audio profesional atau di studio rekaman.
Kabel jack 6.35mm biasanya digunakan untuk mengirim sinyal audio mono atau stereo dengan kualitas yang lebih tinggi daripada kabel jack 3.5mm, terutama dalam situasi di mana kualitas audio yang sangat penting, seperti di studio rekaman atau pertunjukan live.
Kabel XLR
–
Kabel XLR adalah jenis kabel audio yang sering digunakan dalam lingkungan profesional, terutama dalam industri audio dan rekaman. XLR adalah singkatan dari “X Connector, Locking Connector, Rubber Compound”. Kabel ini menggunakan konektor XLR yang memiliki tiga pin atau lebih, tergantung pada jenisnya.
Kabel XLR biasanya digunakan untuk menghubungkan mikrofon ke penguat suara atau perangkat perekam audio. Mereka juga sering digunakan dalam pengaturan audio lainnya, seperti untuk menghubungkan mixer audio ke speaker atau ke perangkat audio lainnya.
Keuntungan utama kabel XLR adalah kemampuannya untuk mentransfer sinyal audio dengan kualitas yang sangat baik dan mengurangi gangguan elektromagnetik yang bisa memengaruhi kualitas suara. Konektor XLR juga dirancang dengan baik untuk memberikan koneksi yang aman dan terkunci, sehingga mengurangi risiko kehilangan sinyal selama penggunaan.
Kabel XLR tersedia dalam berbagai panjang dan kualitas, sesuai dengan kebutuhan profesional yang berbeda. Mereka merupakan salah satu standar dalam industri audio dan sering digunakan di studio rekaman, panggung pertunjukan, dan berbagai lingkungan audio lainnya.
Kabel RCA
–
Kabel RCA adalah jenis kabel audio/video yang umum digunakan untuk menghubungkan perangkat elektronik seperti pemutar DVD, pemutar Blu-ray, konsol permainan, perekam video, atau perangkat audio lainnya ke perangkat penerima atau pemroses audio/video lainnya seperti televisi, penguat suara, atau sistem home theater.
Kabel ini menggunakan konektor RCA (Radio Corporation of America) yang memiliki dua atau tiga terminal, dengan warna umumnya merah (untuk kanal audio kanan), putih (untuk kanal audio kiri), dan kuning (untuk sinyal video komposit). Namun, ada juga variasi dengan warna dan jumlah terminal yang berbeda tergantung pada jenis sinyal yang ditransfer.
Kabel RCA sering digunakan untuk mentransfer sinyal audio dan video analog. Sementara itu, dalam beberapa kasus, kabel ini juga dapat digunakan untuk mentransfer sinyal digital dalam format tertentu, meskipun kabel digital seperti HDMI dan Toslink lebih umum digunakan untuk tujuan digital.
Meskipun kabel RCA cukup umum dan mudah digunakan, sinyal yang ditransfer melalui kabel ini dapat menjadi rentan terhadap gangguan dan degradasi kualitas, terutama dalam jarak yang lebih panjang. Ini membuatnya lebih cocok untuk penggunaan dalam jarak pendek atau lingkungan di mana kualitas sinyal tidak terlalu penting.
JENIS MIC
Mikrofon kondensor (atau disebut juga mikrofon kondensator) adalah jenis mikrofon elektret yang menggunakan prinsip kapasitansi untuk mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik. Ini berbeda dari mikrofon dinamis yang menggunakan prinsip elektromagnetik.
Mikrofon kondensor terdiri dari dua pelat yang sangat tipis dan ringan, satu di antaranya adalah membran yang sensitif terhadap getaran suara, dan yang lainnya adalah pelat yang tetap. Kedua pelat ini membentuk sebuah kapasitor di mana perubahan tekanan suara menyebabkan perubahan jarak antara kedua pelat, menghasilkan perubahan dalam kapasitansi. Perubahan ini kemudian dikonversi menjadi sinyal listrik yang merepresentasikan suara yang direkam.
Keuntungan utama dari mikrofon kondensor adalah respons frekuensi yang luas, sensitivitas yang tinggi, dan tingkat distorsi yang rendah. Mereka sering digunakan dalam situasi di mana kualitas audio yang tinggi diperlukan, seperti dalam rekaman studio, siaran radio, dan penyiaran televisi. Namun, mereka cenderung lebih rentan terhadap overloading dan memerlukan sumber daya phantom power untuk beroperasi.
Mikrofon dinamis adalah jenis mikrofon yang menggunakan prinsip elektromagnetik untuk mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik. Mereka terdiri dari membran yang melekat pada sebuah kumparan kawat tipis di dalam medan magnet permanen. Ketika gelombang suara menyebabkan membran bergetar, kumparan kawat juga bergerak dalam medan magnet, yang menghasilkan arus listrik.
Mikrofon dinamis umumnya lebih tahan terhadap penanganan kasar dan memiliki daya tahan yang baik terhadap tingkat tekanan suara tinggi. Mereka sering digunakan dalam situasi di mana ketahanan fisik dan keandalan penting, seperti di atas panggung saat pertunjukan live atau di luar ruangan. Mikrofon dinamis juga cenderung lebih ekonomis daripada mikrofon kondensor.
Kelemahan utama dari mikrofon dinamis adalah sensitivitasnya yang lebih rendah dan respons frekuensinya yang kurang luas dibandingkan dengan mikrofon kondensor. Namun, dalam banyak aplikasi, ini bukanlah masalah besar dan keandalan dan daya tahan fisiknya menjadi prioritas utama.
Dalam workshop audio kali ini, kehadiran lima mahasiswa menambah semarak acara:
- Habibi,
- Ahsan,
- Syahid,
- Abbas, dan
- Idam.
Mahasiswa diberi kebebasan yang luas untuk mengekspresikan kreativitas mereka melalui proses perekaman, memungkinkan mereka untuk menyalurkan imajinasi dan inovasi mereka ke dalam pembuatan kata dan kalimat yang unik.
Mixer adalah perangkat atau aplikasi yang digunakan untuk menggabungkan, mengatur, dan mengolah sinyal audio dari berbagai sumber. Dalam konteks audio, mixer sering digunakan untuk mengatur suara dari mikrofon, instrumen musik, atau perangkat audio lainnya, serta untuk menambahkan efek audio seperti reverb, echo, atau equalization.
Mixer dapat hadir dalam berbagai bentuk, mulai dari mixer analog yang menggunakan potensiometer dan fader fisik untuk mengontrol suara, hingga mixer digital yang menggunakan antarmuka grafis atau layar sentuh untuk mengatur parameter audio. Mixer juga dapat berupa perangkat keras fisik yang berdiri sendiri atau menjadi bagian dari perangkat lunak digital audio workstation (DAW).
Penggunaan mixer umumnya terjadi di berbagai bidang, termasuk studio rekaman, pertunjukan live, penyiaran radio dan televisi, produksi film, dan berbagai aplikasi lainnya di mana pengaturan dan pengolahan suara secara real-time diperlukan. Dalam konteks live sound, misalnya, seorang sound engineer menggunakan mixer untuk mencampur suara dari berbagai mikrofon dan instrumen secara langsung selama pertunjukan live untuk mencapai kualitas suara yang diinginkan.
Kemudian melangkah ke penggunaan perangkat lunak, dengan fokus pada software Cool Edit Pro yang berjalan di platform Windows. Mahasiswa diajari untuk melakukan pengaturan input recorder dan output speaker, serta spesifikasi dasar audio yang diperlukan untuk perekaman yang optimal. Mereka juga dibimbing dalam memahami grafik audio, batas maksimal grafik suara, dan berbagai tipe file audio yang umum digunakan.
Cool Edit Pro adalah perangkat lunak audio digital yang telah banyak digunakan oleh profesional di industri musik dan produksi audio. Dirilis oleh Syntrillium Software pada awalnya, kemudian diakuisisi oleh Adobe Systems, Cool Edit Pro menawarkan berbagai fitur pengeditan audio termasuk rekaman, editing, mixing, dan mastering.
Dengan antarmuka yang intuitif dan fitur-fitur canggih seperti penghapusan noise, efek audio, equalizer, kompresor, dan banyak lagi, Cool Edit Pro telah menjadi pilihan bagi produser musik, insinyur suara, dan penyunting audio untuk membuat produksi audio berkualitas tinggi.
Meskipun telah digantikan oleh Adobe Audition setelah diakuisisi oleh Adobe Systems, Cool Edit Pro tetap menjadi favorit bagi banyak profesional karena kemudahan penggunaannya dan kinerja yang handal dalam mengedit dan mengolah suara.
Bagian penting dari sesi ini adalah praktek langsung dalam penggunaan mixer. Mahasiswa diberi kesempatan untuk menyesuaikan pengaturan pada berbagai channel audio, termasuk volume utama, low, high, gain, dan efek tambahan. Melalui praktek ini, mereka dapat memahami secara langsung bagaimana mengoptimalkan pengaturan mixer untuk mencapai kualitas suara yang diinginkan.
Di akhir sesi, para mahasiswa diberi tantangan untuk menggunakan pengetahuan yang baru mereka peroleh untuk menyiapkan tahap awal proses perekaman suara. Dengan bimbingan Ustadz Azmi Yudianto, mereka diberi kebebasan untuk mengekspresikan gaya masing-masing dalam proses ini. Diharapkan bahwa setelah sesi ini, para mahasiswa akan mampu merekam suara dengan kualitas yang lebih baik dan lebih profesional, serta memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang berbagai aspek teknis yang terlibat dalam industri audio-visual.