Blog
Berburu Ilmu Meraih Surga
- 14 Agustus 2021
- Posted by: ADMIN IT
- Category: Mimbar Dosen

BERBURU ILMU MERAIH SURGA
Oleh : Ust. Sudarmadi putra, M.Ud
قال الإمام المسلم فى فضل الاجتماع على تلاوة القرآن وعلى الذكر: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّمِيمِيُّ وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ الْهَمْدَانِيُّ وَاللَّفْظُ لِيَحْيَى قَالَ يَحْيَى أَخْبَرَنَا و قَالَ الْآخَرَانِ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ
Arti Hadis :
Imam Muslim di dalam kitab Keutamaan berkumpul untuk membaca Al-Qur’an dan dzikir berkata :” Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya At Tamimi dan Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Muhammad bin Al ‘Ala Al Hamdani -dan lafadh ini milik Yahya- dia berkata; telah mengabarkan kepada kami, dan berkata yang lainnya, telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah dari Al A’masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: ‘Barang siapa membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia, maka Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Barang siapa memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama muslim. Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan ke surga baginya. Tidaklah sekelompok orang berkumpul di suatu masjid (rumah Allah) untuk membaca Al Qur’an, melainkan mereka akan diliputi ketenangan, rahmat, dan dikelilingi para malaikat, serta Allah akan menyebut-nyebut mereka pada malaikat-malaikat yang berada di sisi-Nya. Barang siapa yang ketinggalan amalnya, maka nasabnya tidak juga meninggikannya.”
Takhrij Hadis :
Imam Muslim meriwayatkan hadis tersebut hanya dalam satu bab fadhlul ijtima’i ‘ala tilawatil Qur’an wa ‘ala zdikr (Keutamaan berkumpul untuk membaca Al-Qur’an dan dzikir ) nomor hadis 4867.
At-Tirmidzi meriwayatkan hadis tersebut ( yang digaris bawahi pada matan ( redaksi) hadis diatas ) di dalam sunannya ada di tiga tempat :
- Di dalam bab Fadhlul thalabul ‘ilmi ( Keutamaan menuntut Ilmu ) nomor hadis 2570.
- Di dalam bab Ma jaa a fi fadhlil fiqh ‘ala al ‘ibadah (Keutamaan berilmu saat menunaikan ibadah ) nomor hadis 2606.
- Di dalam bab Ma jaa a annal Qur’an anzala ‘ala sab’ati ahruf (Alquran diturunkan dengan tujuh dialek ) nomor hadis 2869.
Abu Daud meriwayatkan hadis tersebut di dalam bab Alhits ‘ala thalabil ‘ilmi (Anjuran untuk menuntut ilmu ) dari kitab Sunannya. Pada nomor hadis 3157.
Ibnu majah juga meriwayatkan hadis tersebut di dalam kitab sunannya pada bab Fadhlul ‘Ulama wal hitst ‘ala thalabil ‘ilmi (Keutamaan ulama dan dorongan untuk menuntut ilmu ) ada dua hadis pada bab yang sama tapi berbeda nomor urut hadis, yaitu pada nomor 219 dan 221.
Sedangkan Darimi di dalam kitab sunannya juga meriwayatkan dua hadist pada bab yang sama di dalam bab Fadhlul ‘ilmi wal ‘alim (Keutamaan ilmu dan orang alim ) nomor hadis 346 dan 359.
Pada kitab Ahmad juga ditemukan tiga hadis pada tiga tempat :
- Di dalam bab Musnad Abi hurairah Radliyallahu ‘anhu (Musnad Abu Hurairah Radliyallahu ‘anhu) nomor hadis 7118.
- Di dalam bab Musnad Abi hurairah Radliyallahu ‘anhu (Musnad Abu Hurairah Radliyallahu ‘anhu) nomor hadis 7965.
- Di dalam bab Baqi hadis Abi Darda Radliyallahu ‘anhu (Sisa Hadits Abu Darda` Radliyallahu ta’ala ‘anhu ) nomor hadis 20273.
Isnad Hadis
Mudah diketahui bahwa rijal isnad dalam hadis diatas maupun hadis- hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad hingga Darimi, ada tiga perawi yang menjadi sumber hadis-hadis tersebut, mereka bertiga dari kalangan sahabat Nabi SAW, yaitu, Abu Hurairah, Abu Darda dan Ibnu Abbas. Semuanya mendengar langsung dari Nabi Muhammad SAW. Sedangkan dari kalangan tabi’in yang mengambil hadis dari tiga sahabat nabi tadi, hanya pada dua sosok, yaitu Katsir bin qais dan Abi shalih. Antara Katsir bin qais dan Abi Shalih para ulama hadis lebih memilih Abi Shalih daripada Katsir bin Shalih. Walaupun kedua-keduanya periwayatan mereka diterima.
Syarah Hadis
Hadis diatas termasuk hadis marfu’, karena bersumber dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Keshahihan hadis tersebut selain isnadnya bersambung satu dari yang lain, para rawinya pun tsiqah ( terpercaya ), lagi didukung sejumlah periwayatan lain. Jadi dari segi isnadnya dapat dinilai cukup kuat. Sedang dari segi matan dapat dinyatakan sebagai hadis muhkam. Selain shahih dan dapat diterima juga tidak bertentangan dengan periwayatan lain. Bahkan adanya berbagai jalur periwayatan satu dari yang lain menunjukan saling mendukung.
Isi hadis mendorong untuk berburu ilmu. Selain itu juga menunjukan adanya keutamaan orang yang berilmu ( Ulama ) dari manusia lain termasuk ahli ibadah ( Abid ). Keutamaan dan keistimewaan orang yang berilmu menurut hadis diatas dan diperkuat dengan keterangan hadis- hadis yang lain, diantaranya, para malaikat akan mengelilinginya ( melindunginya ) sehingga orang yang lagi menuntut ilmu itu akan mendapat ketenangan dan rahmat dari Allah. Bahkan Allah sendiri menyebut-nyebut sipenuntut ilmu pada malaikat- malaikat yag berada di sisi-Nya. Para malaikat akan merendahkan sayap-sayapnya sebagai tanda keridhaan, bahkan mereka semuanya memohon kepada Allah agar memaafkan dan mengampun kesalahan dan dosa-dosanya. Penduduk langit dan bumi serta para ikan yang ada didasar laut sekalipun ikut juga mendo’akan mereka para penuntut ilmu, mereka bagaikan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang- bintang dilangit. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ وَالْحِيتَانُ فِي جَوْفِ الْمَاءِ وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِر
Artinya : “Barangsiapa meniti jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mempermudahnya jalan ke surga. Sungguh, para Malaikat merendahkan sayapnya sebagai keridlaan kepada penuntut ilmu. Orang yang berilmu akan dimintakan maaf oleh penduduk langit dan bumi hingga ikan yang ada di dasar laut. Kelebihan serang alim dibanding ahli ibadah seperti keutamaan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang. Para ulama adalah pewaris para nabi, dan para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang banyak.” HR. Abu Daud no 3157.
Diriwayatkan dari Mu’adz bahwasanya ia berkata, “Hendaklah kalian mempelajari ilmu, seseungguhnya mempelajari karena Allah merupakan khasyyah ( rasa takut ), mencarinya adalah ibadah, mengkajinya adalah tasbih, mendiskusikannya adalah jihad, mengajarkannya pada orang yang tidak tahu adalah sedekah, dan menginfakkannya pada anggota keluarga adalah qurbah ( pendekatan diri pada Allah ). Ilmu adalah penghibur di saat kesendirian, teman setia di saat kesepian, penuntun pada dien yang benar, serta pengangkat kesabaran menghadapi kesulitan dan bencana. Allah mengangkat derajat para pengembannya, sehingga Allah menjadikan mereka penuntut, pemimpin, dan penunjuk jalan yang diikuti dalam kebenaran, serta pembimbing dalam kebenaran. Atsar- atsar mereka dikisahkan sebagai contoh teladan dan tindak perilaku mereka diminum ( sebagai pelepas dahaga), dengan ilmu seorang hamba mencapai tingkatan abrar dan derajat tinggi, karena tafakur dalam ilmu setara dengan shiyam ( puasa ), mengkaji ilmu setara dengan Qiyam ( shalat ), dengan ilmu ia mentaati Allah, dengan ilmu ia beribadah, dengan ilmu ia bertauhid dan memuji Allah, dengan ilmu ia bersikap wara’, dengan ilmu ia menyambung tali silaturahmi, dengan ilmu ia mengetahui yang halal dan yang haram. Ilmu adalah imam ( pemimpin ), sedangkan amal mengikutinya. Allah mengilhamkannya pada orang –orang yang bahagia, dan mengharamkannya dari orang-orang yang celaka.”
Meraih surga tidak segampang seperti membalikkan telapak tangan, surga dapat dimasuki oleh orang-orang yang berilmu yang dapat membukakan pintu-pintunya. Amal shaleh adalah sebagai kuncinya. Kunci itu dibuat dan bahannya dicari. Menuntut ilmu sebagai sarana untuk membuat kunci tersebut. Mari kita selalu berdo’a sebagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a :
رب زدنى علما
Artinya : “ ya Rabbku, Tambahkanlah kepadaku Ilmu” ( QS. Thaha : 114)
Wallahu’alam bi shawab…
Referensi :
- Mabahits fi ‘ulumil hadits, Syaikh Manna’ Al-Qaththan
- Takhrij Hadis, Ahmad Husnan
- Kutubu tis’ah, Software
- Dalil as-saailiin, Syaikh Anas Ismail Abu Daud
- Ma yanfa’ al-muslim ba’da wafatihi, Syaikh Abu Hudzaifah Ibrahim Ibn Muhammad